Kebutuhan Pembelajaran Peserta Didik Berkebutuhan Khusus
1. Kebutuhan Pembelajaran Anak dengan Hambatan
Sensorik
a. Anak dengan Hambatan
Penglihatan (Tunanetra)
Layanan khusus dalam pendidikan bagi anak dengan gangguan penglihatan yaitu dalam membaca menulis dan berhitung diperlukan huruf Braille bagi yang hambatan penglihatan total. Bagi yang masih memiliki
sisa penglihatan diperlukan
kaca pembesar atau huruf cetak yang besar, media yang dapat diraba
dan didengar atau diperbesar. Di samping itu, diperlukan latihan Orientasi dan Mobilitas (OM) yang
penerapannya bukan hanya di sekolah, melainkan
dapat diterapkan di lingkungan tempat tinggalnya.
Seseorang
dikatakan hambatan penglihatan total atau buta total (totally blind) jika
mengalami hambatan visual yang sangat berat sampai tidak dapat melihat sama sekali. Penyandang buta total mempergunakan kemampuan perabaan dan pendengaran sebagai
saluran utama dalam belajar.
Orang seperti ini biasanya mempergunakan huruf Braille sebagai media membaca
dan memerlukan latihan
orientasi dan mobilitas.
Hambatan penglihatanan akan berdampak dalam kemampuan kognitif,
kemampuan akademis, sosial emosional, perilaku, perkembangan bahasa, perkembangan motorik, orientasi dan mobilitas.
b. Anak dengan
Hambatan Pendengaran (Tunarungu)
Peserta didik yang mengalami
hambatan pendengaran perlu Alat Bantu Dengar (ABD), tetapi walaupun telah diberikan pertolongan dengan ABD,
mereka masih tetap memerlukan layanan
pendidikan khusus karena gangguan pendengaran berdampak pada aspek-aspek di bawah ini.
a.
Aspek Motorik
Anak
tunarungu yang tidak memiliki hambatan lain dapat mencapai tugas- tugas perkembangan motorik
(early major motor milestones), seperti duduk, merangkak, berdiri dengan tanpa bantuan,
dan berjalan sama seperti yang terjadi
pada anak yang mendengar (Preisler, 1995, dalam Alimin, 2007). Namun demikian, beberapa hasil penelitian
menunjukkan bahwa anak yang mengalami hambatan
pendengaran memiliki kesulitan
dalam hal kesimbangan dan koordinasi gerak umum, dalam menyelesaikan tugas-tugas yang memerlukan kecepatan serta gerakan-gerakan yang kompleks.
b.
Aspek bicara dan bahasa
Keterampilan
berbicara dan bahasa merupakan bidang perkembangan yang paling banyak dipengaruhi oleh peserta didik hambatan pendengaran. Khususnya anak-anak yang mengalami hambatan
pendengaran dibawa sejak
lahir. Menurut Rahardja (2006) bagi individu yang congenital atau berat, suara
yang keras tidak dapat didengarnya meskipun dengan menggunakan alat bantu
dengar.
Individu ini tidak dapat menerima informasi
melalui suara, tetapi mereka sebaiknya
belajar bahasa bibir. Suara yang dikeluarkan oleh individu dengan
hambatan pendengaran biasanya
sering sulit untuk dimengerti, karena mereka
mengalami kesulitan dalam membeda-bedakan artikulasi, kualitas suara,
dan tekanan suara
2. Kebutuhan Pembelajaran Anak dengan Hambatan
Mental Kognitif
a. Anak dengan Hambatan Intelektual (Tunagrahita)
Secara
umum kebutuhan pembelajaran anak anak
mengalami hambatan intelektual adalah sebagai
berikut.
1) Perbedaan anak mengalami hambatan
intelektual dengan anak normal dalam
proses belajar adalah terletak pada hambatan dan masalah atau karakteristik belajarnya.
2) Perbedaan karakteristik belajar anak anak mengalami hambatan intelektual dengan anak sebayanya, anak anak mengalami hambatan intelektual mengalami masalah dalam hal yaitu:
a) Tingkat kemahirannya dalam memecahkan masalah
b) Melakukan generalisasi dan mentransfer sesuatu yang baru
c) Minat dan perhatian terhadap penyelesaian tugas.
0 komentar