KARAKTERISTIK PESERTA
DIDIK BERKEBUTUHAN KHUSUS
1.
Anak dengan Hambatan Mental
Kognitif
Anak dengan Hambatan
Intelektual (Tunagrahita)
Menurut Gunawan (2011) anak mengalami hambatan intelektual
adalah anak yang secara nyata mengalami hambatan
dan keterbelakangan perkembangan mental-intelektual di bawah rata-rata, sehingga
mengalami kesulitan dalam menyelesaikan tugas-tugasnya. Mereka memerlukan layanan pendidikan khusus. Anak mengalami hambatan intelektual
ialah anak yang mempunyai kemampuan
intelektual di bawah rata-rata. Berbagai istilah
yang dikemukakan mengenai anak mengalami hambatan intelektual, selalu menunjuk pada keterhambatan fungsi kecerdasan secara
umum berada di bawah usia kronologisnya secara
meyakinkan sehingga membutuhkan layanan pendidikan khusus.
Pengelompokkan itu
berdasarkan berat ringannya ketunaan, atas dasar itu anak tungrahita dapat dikelompokkan.
1. Hambatan Intelektual Ringan
Anak mengalami hambatan intelektual ringan umumnya memiliki
kondisi fisik yang tidak berbeda.
Mereka mempunyai IQ antara kisaran 50 s/d 70
dan juga termasuk kelompok mampu didik, mereka masih bisa dididik (diajarkan) membaca, menulis
dan berhitung, anak anak mengalami
hambatan intelektual ringan biasanya bisa menyelesaikan pendidikan setingkat kelas IV SD Umum.
2. Hambatan Intelektual
Sedang
Anak anak mengalami hambatan intelektual sedang
termasuk kelompok latih. Kondisi
fisiknya sudah dapat terlihat, tetapi ada sebagian
anak mengalami hambatan
intelektual yang mempunyai fisik normal. Kelompok ini mempunyai IQ antara 30 s/d 50. Mereka biasanya
menyelesaikan pendidikan setingkat kelas 2 SD Umum.
3. Hambatan Intelektual Beraat
Kelompok ini termasuk yang sangat rendah intelegensinya
tidak mampu menerima pendidikan
secara akademis. Anak anak mengalami hambatan
intelektual berat termasuk kelompok mampu rawat, IQ mereka rata-rata 30 ke bawah. Dalam kegiatan sehari-hari
mereka membutuhkan bantuan orang lain.
Secara
umum dampak dari gangguan intelektual dapat dilihat pada ciri-ciri sebagai
berikut.
1) Lamban dalam mempelajari hal-hal
baru, mempunyai kesulitan dalam mempelajari
konsep yang abstrak, dan selalu cepat lupa apa yang di pelajari apabila tanpa latihan
terus menerus.
2) Kesulitan dalam menggeneralisasi dan mempelajari hal-hal
yang baru.
3) Kemampuan bicaranya sangat kurang
bagi anak mengalami hambatan intelektual berat.
4)
Cacat fisik dan perkembangan gerak. Anak mengalami
hambatan intelektual berat
mempunyai keterbatasan dalam gerak fisik, ada yang tidak dapat berjalan, tidak dapat berdiri atau bangun tanpa
bantuan. Mereka lambat dalam
mengerjakan tugas-tugas yang sangat sederhana,
sulit menjangkau sesuatu, dan mendongakkan kepala.
5) Kurang dalam kemampuan menolong
diri sendiri. Sebagian dari anak mengalami hambatan
intelektual berat sangat
sulit untuk mengurus
diri sendiri, seperti; berpakaian, makan, mengurus kebersihan
diri. Mereka selalu memerlukan latihan khusus untuk mempelajari kemampuan
dasar.
6) Tingkah laku dan interaksi
yang tidak lazim. Anak mengalami
hambatan intelektual ringan dapat bermain
bersama dengan anak reguler, tetapi anak yang mempunyai anak mengalami hambatan
intelektual berat tidak melakukan hal tersebut. Hal itu mungkin
disebabkan kesulitan bagi anak mengalami hambatan intelektual dalam memberikan perhatian terhadap
lawan main.
Tingkah laku kurang wajar yang terus menerus. Banyak anak mengalami hambatan intelektual berat
bertingkah laku tanpa tujuan yang jelas.
2. Anak dengan Hambatan Fisik
Anak dengan Hambatan Anggota
Gerak (Tunadaksa)
Ada berbagai macam definisi tentang anak yang mengalami gangguan gerak, tergantung dari siapa dan sudut mana
melihatnya. Nakata (2003) dalam Djadja
R, (2006) mengemukakan bahwa yang dimaksud dengan gangguan gerak adalah:
1) Mereka yang tingkat kecacatan
fisiknya mengakibatkan mereka mengalami
kesulitan yang berat atau ketidakmungkinan melakukan gerak dasar dalam kehidupan sehari-hari seperti berjalan dan menulis meskipun
dengan memgunakan alat-alat
bantu pendukung.
2) Mereka yang tingkat kecacatan fisiknya tidak lebih dari nomor
1 di atas yang selalu memerlukan observasi dan bimbingan medis.
Pada
dasarnya anak gangguan gerak dikelompokkan menjadi dua bagian besar, yaitu (1) Kelainan pada sistem
serebral (cerebral system) dan
(2) kelainan pada sistem otot dan rangka (musculus skeletal system).
0 komentar