Education For Give

Hari Guru adalah saat yang istimewa bagi para pendidik di seluruh dunia. Sebuah kesempatan bagi kita semua untuk merenung, menghormati, dan menghargai peran penting mereka dalam membentuk generasi masa depan. Sebagai seorang guru, setiap tahun saya merayakan tidak hanya pencapaian siswa, tetapi juga perjalanan pribadi dan profesional yang telah saya alami.

Sebagai seorang guru, saya merasakan tanggung jawab yang luar biasa dalam membentuk pikiran dan karakter setiap siswa. Setiap hari, saya berdiri di depan kelas dengan harapan membuka pintu pengetahuan dan pemahaman. Saya tahu bahwa apa yang saya sampaikan bukan hanya pelajaran, tetapi nilai-nilai, keterampilan, dan inspirasi untuk mencapai mimpi.

Pada Hari Guru, saya seringkali merenung tentang tantangan dan kebahagiaan yang telah saya alami sepanjang karier saya. Menghadapi berbagai kepribadian dan bakat siswa memerlukan kreativitas, kesabaran, dan dedikasi yang tak terukur. Namun, melihat perkembangan dan prestasi mereka adalah hadiah yang tak ternilai.

Sebagai seorang guru, saya percaya bahwa pembelajaran bukan hanya tentang buku dan tulisan, tetapi juga tentang membimbing siswa untuk menjadi pribadi yang berempati, kritis, dan kreatif. Setiap pertanyaan mereka adalah kesempatan untuk merangsang pemikiran kritis, dan setiap kesalahan adalah kesempatan untuk belajar. Pendidikan adalah perjalanan bersama, di mana saya belajar sebanyak yang saya ajarkan.

Hari Guru adalah juga waktu untuk merenung tentang dukungan dan kerjasama yang saya nikmati dari rekan guru, staf sekolah, dan orang tua siswa. Bersama-sama, kita membentuk lingkungan pendidikan yang mendukung pertumbuhan dan perkembangan setiap anak. Saling berbagi ide dan pengalaman membentuk fondasi keberhasilan bersama.

Meskipun tugas seorang guru tidak selalu mudah, melihat siswa-siswa kita berhasil adalah hadiah terbesar. Hari Guru adalah kesempatan untuk merayakan pencapaian mereka dan mengingat bahwa setiap upaya, setiap kata, dan setiap pelajaran memiliki dampak yang jauh lebih besar dari yang dapat kita bayangkan.

Sebagai seorang guru, saya bersyukur memiliki kesempatan untuk membentuk masa depan, satu siswa pada satu waktu. Pada Hari Guru ini, mari kita bersama-sama merayakan peran istimewa para pendidik dalam membimbing generasi mendatang menuju kesuksesan. Terima kasih, para guru, atas dedikasi dan cinta kalian dalam membentuk dunia melalui pendidikan.

Hari Pahlawan bukan sekadar tanggal merah dalam kalender, tetapi sebuah momen penting yang mengingatkan kita akan jasa para pahlawan yang telah berjuang demi kemerdekaan dan martabat bangsa. Sebagai guru, peran kita tidak hanya sebatas menyampaikan fakta sejarah, tetapi juga membimbing siswa untuk memahami dan mewarisi nilai-nilai keberanian, pengabdian, dan patriotisme.

Sebagai pendidik, saya menyadari bahwa mewarisi semangat kepahlawanan kepada generasi muda bukanlah tugas yang ringan. Namun, ini adalah tanggung jawab yang tak dapat dihindari jika kita ingin melihat perkembangan bangsa ini ke arah yang lebih baik. Hari Pahlawan adalah waktu yang tepat untuk merenung, mengajarkan, dan menginspirasi para siswa tentang arti sejati dari menjadi pahlawan dalam kehidupan sehari-hari.

Penting untuk menekankan bahwa pahlawan tidak hanya ditemui dalam buku-buku sejarah, tetapi bisa muncul di tengah-tengah masyarakat kita sendiri. Mereka mungkin adalah orang tua yang gigih bekerja keras demi menyekolahkan anak-anaknya, atau mungkin seorang guru yang dengan penuh dedikasi membimbing siswa-siswanya menuju masa depan yang lebih cerah. Sebagai guru, kita dapat membimbing siswa untuk mengenali dan menghargai pahlawan sehari-hari ini.

Dalam mengajar tentang Hari Pahlawan, kita dapat memanfaatkan pendekatan kreatif seperti diskusi, proyek seni, atau kegiatan lapangan. Memberikan siswa kesempatan untuk berbicara dan mengekspresikan pendapat mereka tentang apa arti pahlawan bagi mereka adalah cara efektif untuk mendorong pemahaman yang lebih mendalam.

Selain itu, kita juga dapat mengajarkan bahwa setiap tindakan kecil memiliki potensi untuk menjadi tindakan kepahlawanan. Menginspirasi siswa untuk berbuat baik, memberikan bantuan kepada sesama, atau bahkan hanya dengan menghormati orang tua, adalah langkah-langkah kecil yang dapat membentuk karakter dan menciptakan perubahan positif dalam masyarakat.

Hari Pahlawan harus menjadi momentum untuk merangsang rasa kebanggaan akan identitas nasional. Sebagai guru, kita dapat menciptakan suasana di kelas yang memotivasi siswa untuk belajar lebih banyak tentang sejarah, memahami nilai-nilai yang diwariskan oleh para pahlawan, dan mengambil inspirasi dari cerita kepahlawanan untuk mewujudkan mimpi mereka sendiri.

Dengan cara ini, sebagai guru, kita bukan hanya menjadi pengajar, tetapi juga pelopor yang membentuk karakter dan sikap siswa dalam membangun masa depan yang lebih baik bagi Indonesia. Mari kita bersama-sama memperingati Hari Pahlawan dengan semangat yang menginspirasi, dan meneruskan warisan kepahlawanan kepada generasi selanjutnya. Selamat Hari Pahlawan!

Kegiatan Workshop yang diadakan oleh Dinas Pendidikan Kota Bandung pada tanggal 25-26 Oktober yang diikuti 195 peserta guru kelas, guru PJOK, guru PAIBP se Kota Bandung ini merupakan rangkaian diseminasi kegiatan Nasional Literasi Dasar yang diadakan di Bogor awal bulan Oktober. Dari Kegiatan tersebut banyak sekali isu terhangat yang membuat pemikiran para guru lebih terbuka terutama mengenai literasi yang menjadi fokus utama dalam workshop ini.

Tuntutan guru sekarang tidak hanya mengajar sebatas menyampaikan materi saja, Walaupun sebenarnya tugas utama guru hanya menguatkan dan yang utama ada pada kelauarga tapi ada tuntutan lain yang harus dilakukan yang kita kenal dengan pengembangan guru. Macam - macam pengembangan guru diantaranya :
1. Menyiapkan bahan ajar
2. Mengelola sistem penilaian
3. Merancang media
4. Melakukan literasi dan menggali sumber belajar
5. Meneraapkan model strategi teknik dan pendekatan
6. Cakap dalam komunikasi pembelajaran
7. Memahami regulasi pendidikan

Apabila guru melakukan semua pengembangan tersebut, maka akan terbentuk guru yang LITERATIF dan ADAPTIF yaitu menjadikan tantangan sebagai kebutuhan.

Berdasarkan Filosofi Ki Hajar Dewantara Pendidikan berawal dari menemukan diri sendiri, yaitu mengamati diri, kesadaran diri, dan membangun metakognisi. Kemudian ia akan belajar dengan lingkungannya, mereka pada akhirnya akan melakukan 4 proses kegiatan :
1. Siswadengan dirinya sendiri,
2. Siswa dengan siswa lain,
3. Siswa dengan guru, dan
4. Siswa dengan materi.

Biarkan anak untuk mencoba, yang artinya benar ataupun salah tidak jadi masalah karena mencoba adalah bagian dari proses dan akan lebih bermakna jika di sampaikan beserta ilmu hidupnya. Terkadang guru salah memahami konsep dalam menyampaikan pembelajaran. Di lapangan guru menerapkan pembelajaran yang Deduktif, berawal dari rumus, kaku dan abstrak. Idealnya pembelajaran di SD adalah Induktif, memberi contoh, praktik, menyimpulkan dan bersifat konkrit.

Fokus kita sekarang sebagai guru tidak lagi kepada Hasil (Kompetensi 4C) yang sering digaungkan tapi lebih ke Proses (Pondasi Literasi) mengacu pada Kecakapan Abad 21. (gambar)

Literasi Dasar dibagi menjadi 6, diantaranya:

1. Literasi Baca Tulis

2. Literasi Numerasi

Menekankan pada kecerdasan logis, berfikir terukur, kuantitatif analisis, berhitung, mengukur, proporsi, hipotesis, operasi angka - angka yang bertujuan untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari - hari.

3. Literasi Sains

4. Literasi Finansial

5. Literasi Digital

6. Literasi Budaya dan Kewargaan

Literasi yang paling mendasar adalah baca tulis, khusunya membaca. Dalam aspek membaca terdapat beberapa level :

Lv. 1 Membaca nyaring

Lv. 2 Menemukan dan memaknai (menceritakan kembali)

Lv. 3 Evaluation ( mengkritik bacaan)

Lv. 4 Mengaitkan dengan kehidupan

Keberhasilan dalam membaca tentu harus terdukung dengan teks yang disiapkan guru. Teks yang harus dibuat harus beragam sesuai dengan level siswa di kelas masing - masing (slow, reguler, dan CB) dan di sesuaikan dengan jenjang kelas.

Berikut dokumentasi kegiatan :